Welcome to Program Studi

S1 Teknik Geologi

Bahasa :

Pengembangan Aspiring Geopark Kawasan Danau Ranau Berbasis Participatory Action Research

single

Daerah Muara Dua dan sekitarnya memiliki sejumlah objek geowisata variatif yang sebarannya relatif dekat dengan proses geologi yang berkaitan, sehingga berpotensi untuk diintegrasikan sebagai sebuah kawasan geowisata. Adapun kawasan tersebut dapat dikelompokkan sebagai Kawasan Geowisata Muara Dua dan Sekitarnya yang terdiri atas Kompleks Batuan Dasar Garba, Danau Ranau, Gunung Seminung, Ranau Rafting di Sungai Selabung, dan Air Terjun Subik Tuha.

Situs-situs geowisata tersebut secara umum terbentuk akibat aktivitas tektonisme dan vulkanisme yang terjadi sejak Mesozoikum – Kuarter, yang setara lebih kurang 130 juta tahun yang lalu dan masih berlangsung sampai saat ini. Aktivitas geologi yang bekerja tersebut menyebabkan situs-situs geowisata tersebut memiliki bentang alam struktural dan vulkanik dengan litologi yang didominasi oleh litologi batuan beku, batuan vulkanik, dan piroklastik.

Kelompok Batuan Dasar Garba

Kompleks batuan dasar yang berada di Kompleks Garba, OKU Selatan ini merupakan bagian dari batas bagian barat dari Cekungan Sumatera Selatan yang didominasi oleh batuan pra-tersier sekaligus didalamnya menjadi basemen cekungan. Fase pembentukan Garba dikorelasikan dengan fragmen Woyla arc pada bagian oceanic lithosphere yang terpisah dengan Eurasia dan menghasilkan Ngalau Ocean pada 130 Ma. Fase tersebut merupakan konfigurasi efek dari tumbukan India plate dengan Tibetan Himalayan microcontinent pada Early-Late Cretaceous. Selanjutnya, pada Middle Cretaceous atau 95 Ma terjadi subduksi antara Woyla Arc dengan West Sumatera membentuk magmatic arc baru dan diinterpretasikan sebagai Kompleks Garba. Tereksposnya batuan dasar ke permukaan di Kompleks Garba pada saat ini mengindikasikan adanya basement uplift dari rangkaian aktivitas tektonik terakhir yang terjadi di Cekungan Sumatera Selatan.

Adapun Kompleks Batuan Dasar Garba memiliki nilai keragaman geologi yang bernilai tinggi (mengandung rekaman ilmiah sebagai bukti atas peristiwa geologi penting, dan mempunyai fungsi untuk penelitian, pendidikan, pemahaman alam dan konservasi). Makna keragaman geologi yang terkandung berupa makna ilmiah (mengandung rekaman dan bukti evolusi bumi), serta diklasterisasikan sebagai rekaman kunci suatu peristiwa geologi.

Kawasan Danau Ranau

Ranau Rafting merupakan objek wisata pada aliran Sungai Selabung yang merupakan outlet utama dari air Danau Ranau. Berdasarkan letak kanalnya pada peta geologi, Sungai Selabung berada di jalur Sesar Geser Kanan Kota Batu yang berarah NW-SE sebagai bagian dari sistem sesar yang turut membentuk Danau Ranau. Ketika melakukan rafting, pengunjung akan menemukan dinding-dinding batuan tegak di tepi Sungai Selabung yang searah dengan kanal sungai, sehingga dinding tersebut diinterpretasikan sebagai bagian dari bidang Sesar Kota Batu. Sungai Selabung yang mengalir di atas batuan penyusun Formasi Ranau memiliki kanal yang menoreh rhyolitic tuff, pumaceous tuff, dan welded tuff sebagai bedrock sungai. Batuan-batuan tersebut dapat dijumpai pada tepi maupun galian di sepanjang Sungai Selabung.

Ranau Rafting di Sungai Selabung

Air Terjun Subik Tuha memiliki nilai keragaman geologi yang bernilai terkemuka (mengandung rekaman ilmiah sebagai bukti atas peristiwa geologi penting, dan mempunyai fungsi untuk penelitian, pendidikan, pemahaman alam dan budaya, konservasi, dan pariwisata berkelanjutanyang dapat memicu pertumbuhan nilai ekonomi lokal dan nasional). Makna keragaman geologi yang terkandung berupa makna ilmiah, estetika, dan rekreasi (mengandung nilai kegeologian penting dan panorama yang indah, serta dapat mendukung aktivitas pariwisata sekitarnya, serta diklasterisasikan sebagai artefak sejarah Bumi.

Air Terjun Subik Tuha

Air Terjun Subik Tuha memiliki nilai keragaman geologi yang bernilai terkemuka (mengandung rekaman ilmiah sebagai bukti atas peristiwa geologi penting, dan mempunyai fungsi untuk penelitian, pendidikan, pemahaman alam dan budaya, konservasi, dan pariwisata berkelanjutanyang dapat memicu pertumbuhan nilai ekonomi lokal dan nasional). Makna keragaman geologi yang terkandung berupa makna ilmiah, estetika, dan rekreasi (mengandung nilai kegeologian penting dan panorama yang indah, serta dapat mendukung aktivitas pariwisata sekitarnya, serta diklasterisasikan sebagai artefak sejarah Bumi.

 Gunung Seminung

Gunung Seminung terletak diantara perbatasan Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan dengan Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Adapun Gunung Seminung yang berada di tepi tenggara Danau Ranau (Gambar 3) diinterpretasikan sebagai hasil aktivitas vulkanisme Holocene yang ditunjukkan oleh morfologi kawah dan aliran segar material erupsinya. Mengingat letaknya yang berada di sekitar Danau Ranau, Gunung Seminung diindikasikan sebagai kelanjutan dari aktivitas vulkanisme Gunung Ranau Purba yang telah mengalami erupsi paroxysmal pada sekitar 33000 – 55000 tahun yang lalu (Natawidjaja, dkk., 2017; Tibaldi, 2010 dalam Oktariadi dan Suhendar, 2018;).

Metode Pelaksanaan Pengabdian


Gambar 2. Tahapan pelaksanaan PAR (modifikasi (Ferraro, Schilling, Baeza, Oms, & Sa, 2020)

Pelaksanaan pengabdian ini menggunakan konsep Participatory Research Analysis (PAR) baik untuk rancangan kerja maupun evaluasi dari pelaksanaan pengabdian. Metode ini telah digunakan baik untuk pengembangan geopark seperti Geopark ‘Litoral del Biobio di Chili’ (Ferraro, Schilling, Baeza, Oms, & Sa, 2020) maupun dalam pengurangan risiko bencana (Ruszczyk, et al., 2020).


Gambar 3. Tahapan pelaksanaan PAR (modifikasi (Ferraro, Schilling, Baeza, Oms, & Sa, 2020)

Proses PAR ini dikembangkan dari lima tahapan partisipatif yang melibatkan komunitas yang berada di Kawasan Aspiring Geopark Danau Ranau baik di zona inti maupun zona pendukung seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.  Tahap tersebut adalah (1) melatih masyarakat dalam konsep geologi dasar, (2) mengidentifikasi area pengembangan strategis untuk kawasan inti dan pendukung dan (3) pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan aspiring geopark. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan, maka dilakukan secara hybrid yaitu (a) dalam jaringan dengan menggunakan zoom untuk kegiatan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, serta (b) luar jaringan teruama untuk kegiatan identifikasi pengembangan kawasan strategis.


Gambar 4. Sosialisasi di Desa Datar