Dekan FKIP Unsri, Dr. Hartono, MA mengatakan bahwa melukis Laker terbanyak dengan 126 orang pelukis yang terdiri dari para pejabat FKIP, dosen, mahasiswa, dan tendik untuk pemecahan rekor Muri ini, merupakan salah satu dari beberapa kegiatan dalam rangkaian Dies ke – 63 FKIP Unsri.

Dekan dalam sambutannya menyampaikan bahwa melukis Laker merupakan budaya yang awalnya ada di tataran raja – raja dan Kesultanan Palembang harus dilestarikan. Menurutnya dahulu banyak sekali produk -produknya antara lain lehar, tepak sirih, piring, dulang yang diukir dan dilukis. Pada zaman Kerajaan Sriwijaya pola lukisannya berupa hewan – hewan, sedangkan pada zaman kesultanan Palembang pola lukisannya berupa bunga. “ Ini merupakan benda yang harus diketahui, dipahami dan dilestarikan oleh generasi muda,” kata Dekan.

Senada denga Dekan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni diantaranya mengatakan bahwa apa yang dilakukan dengan melestarikan milik kita sudah sangat tepat. Apa yang dilakukan untuk tidak melupakan kearifan lokal yang dalam hal ini kebudayaan asli Palembang, kebudayaan Sumatera Selatan. “ Apa yang kita kerjakan jangan pernah melupakan local wisdom asli Sumatera Selatan dalam hal ini budaya Palembang Darussalam sebagai akar dari budaya kita. Kadang-kadang kita lupa bahwa kita berdiri di Kota Palembang berdiri di Sumatera Selatan sebagai salah satu wilayah yang konon dulu adalah pusat Kerajaan Sriwijaya sehingga kemasyhurannya sudah sangat terkenal sampai ke mancanegara. 

Untuk itu mari bersama-sama kita eratkan bergandengan tangan untuk mewujudkan kembali kejayaan Sriwijaya di Universitas Sriwijaya. Saya berharap FKIP sebagai pilar bangsa yang mendidik moral bangsa, menjadi orang pertama yang menyebarkan local wisdom dan mengangkat rencana PTN BH dengan ujung PTN BH adalah world class university pada saatnya,” ujar Wakil Rektor.

Berita Acara melukis Laker terbanyak dengan 126 orang pelukis ditandatangani Dekan FKIP, Dr. Hartono, M.A, Notaris, Ronggur Sitompul, S. H., M. Kn. sebagai wakil dari Museum Rekor- Dunia Indonesia (MURI), dan saksi dari Polres Ogan Ilir. (Yo – Humas)