FKM Unsri Lakukan Kunjungan Edukasi Ke Bappeda Litbang Kota Palembang Hal Penaggulangan Kemiskinan Ekstrem
04 May 2024
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sriwijaya (Unsri) melakukan Kunjungan Edukasi ke Bappeda Litbang Kota Palembang. Kunjungan 70 orang mahasiswa Program Studi Epidemiologi, Biostatistika, dan Kesehatan Lingkungan yang dikomandoi Dosen FKM, Najmah S.K.M., M.PH., PH.D dan dimpingi dua orang dosem pembimbing, Feranita Utama, M.KES dan Ibu Rahmatillah Razak, M.Epid. ini disambut oleh Perwakilan Bappeda Litbang Kota Palembang, Eko Oktavian di Kantor Bappeda Kota Palembang, Rabu (2/5/2024).
Pada pertemuan itu Najmah menyebutkan beberapa kajian join publication yang pernah ia lakukan antara lain tentang Profil Stunting Kota Palembang tahun 2022, Profil PIS PK Kota Palembang tahun 2022, Profil Covid-19 Kota Palembang tahun 2021, Profil HIV Kota Palembang tahun 2021, Profil Stunting Provinsi Sumatera Selatan, dan Profil PIS- PK Provinsi Sumatera Selatan.
Pada kesempatan yang sama, Eko Oktavian, sebagai Perencana Ahli Madya dalam paparanya yang berjudul Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kota Palembang mengartikan bahwa kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar. Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan arahan presiden melalui kolaborasi dan tepat sasaran yang berlanjut pada instrumen dan data tahun 2024 kemiskinan ekstrem ditargetkan nol persen. “Bersumber dari BPS, meskipun tipis tingkat kemiskinan di Kota Palembang menunjukan tren yang menurun periode 2018-2023 (Maret) kecuali pada 2021 sempat meningkat sebab pandemi Covid-19,” kata Eko.
“Di Indonesia ini kalau dilihat dari 100 penduduk, 9 di antaranya adalah orang miskin. Dari 9 orang tersebut, ada 1 orang miskin esktrem.
Program P3KE dilaksanakan melalui strategi dan upayanya yang meliputi peningkatan akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pemantapan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, termasuk terus melaksanakan verivali data kemiskinan, pemenuhan dan peningkatan kualitas layanan dasar bagi masyarakat miskin, peningkatan investasi, serta pengendalian inflasi dan peningkatan dan menjaga daya beli masyarakat, peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja,” terangnya.
Menurutnya pendekatan lintas sektoral sangat penting dalam mengatasi kemiskinan ekstrim karena masalah kemiskinan tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga melibatkan faktor-faktor sosial, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Oleh karena itu, program-program yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem haruslah holistik dan terintegrasi.(Yo - Humas/ Rill FKM)