>
Selamat Datang Di Universitas Sriwijaya
Bahasa :
logo

Warga Unsri Laksanakan Halalbihalal

Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE, IPU, ASEAN Eng. mengajak para pejabat Unsri, tenaga kependidikan dan civitas academica untuk bermaaf-maafan dalam acara halalbihalal.  Acara yang diisi dengan tausyiah oleh Ustadz KH. Syairozi, SH, M. Hum ini dilaksanakan di Gedung Auditorium Unsri kampus Indralaya, Selasa (2/3/2023).

Dalam sambutannya Rektor mengatakan bahwa melalui puasa bulan Ramadhan Allah Swt. telah mencuci dosa-dosa di masa lalu kecuali dosa syirik dan durhaka kepada kedua orang tua. Sebagai Pimpinan Universitas Sriwijaya, ia mengajak warga Unsri agar ke depan apa yang sudah dihapus Allah tidak diulangi lagi. “Kita semuanya Insya Allah sudah bermaaf-maafan dan juga kepada saya juga banyak yang sudah bermaafan. Maaf itu tidak harus ketemu ya dalam hati kita sudah memaafkan semua insyaallah Allah akan memaafkan sesama kita. 

Selaku Rektor saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin dan semua kesalahan kita terutama apa yang saya lakukan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan apa yang Bapak Ibu lakukan terhadap saya rasanya tidak ada yang menyakiti dan kalau ada sudah saya maafkan dari dulu. Kita sudah bermaaf-maafan insyaallah sudah berada di shiratal mustaqim. Jadi jangan belok kiri lagi,” kata Rektor.

Selain itu ia mengatakan bahwa dunia pendidikan adalah dunia yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ia menukil  hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi Khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa memberikan manfaat kepada manusia lainnya. “Kita berdoa kampus kita menjadi kampus yang sejuk. Kampus yang maju bertaraf Internasional yang berakhlak mulia. Banyak yang maju, tapi tidak berkhlak mulia. Universitas Sriwijaya akan mempunyai khas bahwa kampus kita nanti adalah kampus yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi mendunia dan berakhlak mulia,” kata Rektor.
Ustadz Sairozi dalam tausiahnya diantaranya menyampaikan bahwa pada hakekatnya Ramadhan adalah memupuk kembali, memperbaiki hubungan kita kepada Allah dengan ketaatan berpuasa. “Selama 11 bulan kita banyak meninggalkan Allah karena itu kita puasa dan sholatulail untuk menghapuskan dosa agar hubungan kita rukun kembali kepada Allah SWT. Hasil dari berpuasa adalah taqwa mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya. Ia juga menyitir Surat Al-Imran ayat 112 yang artinya Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia”. (Yo)