Rektor Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE, IPU, ASEAN Eng. melantik Wakil Dekan Fakultas Teknik, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi, dan Wakil Dekan Fakultas Hukum. Pelantikan dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Pusat Administrasi Universitas Sriwijaya (Unsri) kampus Indralaya, Kamis (27/4/2023).
Para pejabat yang dilantik antara lain, Dr. Bhakti Yudho Suprapto, S.T., M.T. diangkat kembali sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik untuk masa jabatan 2023 – 2025; Dr. Muizzuddin, SE. MM dilantik sebagai Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Ekonomi masa jabatan 2023 – 2025 menggantikan Dr. Yulia Saftiana, S.E., Ak., M.Si. yang telah habis masa jabatannya; Dr. Mada Apriandi, S.H., MCL dilantik kembali sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum untuk masa tugas 2023 - 2027; Vegitya Ramadhani Putri, S.H., S.Ant., M.A., LLM. diangkat sebagai Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Hukum menggantikan Dr. Ridwan, S.H., M. Hum. yang telah habis masa jabatannya; Zulhidayat, S.H., M. H. dilantik sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum masa jabatan 2023 – 2027 menggantikan Drs. H. Murzal, M. Hum. Yang telah habis masa jabatannya pada bulan ini.
Dalam sambutannya Rektor mengingatkan kepada para pejabat yang dilantik baik bidang I, II, maupun III. Ia mengatakan bahwa ia pernah mengalami berbagai macam jabatan dari wakil dekan, wakil rektor (WR) III, WR IV, WR I, hingga menjadi rektor. “Semua jabatan tidak ada yang kekal, yang kekal hanya Allah swt. Tugas yang diberikan kepada kita adalah tugas yang mulia, mendidik manusia menjadi orang-orang yang baik. Itu amanah yang kita pegang. Jangan sampai terbalik. Kita menjadi pendidik, tetapi mendidik orang menjadi tidak benar. Kita sebagai dosen seharusnya memang mendidik orang yang tidak baik menjadi baik, belum berilmu menjadi berilmu. Itu yang harus kita pegang,” ujarnya mengingatkan.
Lebih lanjut ia menyampaikan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang diberikan pemerintah harus mengacu kepada pimpinannya. Di perguruan tinggi pimpinannya rektor dan di fakultas adalah dekan. “Semua itu harus mengacu kepada ‘imam’ tidak boleh jalan sendiri. Banyak pejabat baru ini. Kita tadi sudah bacakan sumpah. Yang ada di situ integritas dan kita tidak akan menyalah gunakan jabatan. Banyak pejabat yang pintar memperkaya diri sendiri, pintar mencari yang tidak halal. WD 2 itu paling rawan karena anda pegang amanah ponjennya jamaah fakultas masing-masing. Kalau Anda tidak melaksanakan dengan baik ya tidak baik fakultasnya. Apakah bisa? Sangat bisa karena Anda yang menentukan itu,”katanya.
Oleh karena itu Rektor mengingatkan kepada seluruh dekan fakultas bahwa dekan adalah pimpinan jangan sampai tidak tahu kerja pejabat di bawahnya. “Anda itu imam, jadi harus tahu. Banyak dekan yang tidak tahu keuangan. Kalau ditanya bagaimana Pak keuangan oh WD 2 semua. Itu bukan imam harusnya jadi makmum.
Aturan keuangan, akademik sudah bagus. Jadi jangan membuat kebijakan baru. Haluan sudah kita buat ita menuju akademik yang prima. Paradikma dulu bagus. Cara kita kuliah dulu itu masanya bagus, tetapi sekarang kita harus berubah paradikma karena kita sudah banyak referensi, kalau dulu referensi itu susah zaman saya sangat susah. Lebih-lebih mencari kitab pencak silat itu lebih mudah daripada nyari referensi karena dulu bukunya kurang dan ilmunya banyak disembunyikan.
Kita tidak membuat mahasiswa kita itu menjadi tamatan kungfu. Kungfu itu diajarkan ilmu tapi yang diujikan lain. Kita bukan buat itu, kita menyalurkan, menyampaikan ilmu yang kita punya sesuai dengan aturan. Apabila dia sudah melakukanya dengan baik dan kita lihat secara visual baik maka berikanlah yang terbaik kepada mereka,” terangnya. (Yo)