>
Selamat Datang di Universitas Sriwijaya
Bahasa :
logo

Dirjen Vokasi Kemendikbudristek Beri Kuliah Umum tentang Paradigma Baru, Pola Pendidikan Tinggi di Masa Mendatang

Universitas Sriwijaya menggelar kegiatan Kuliah Umum yang diberi tema “Paradigma Baru, Pola Pendidikan Tinggi di Masa Mendatang” oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. Kegiatan ini diselenggarakan di Ruang bersejarah Prof Djoeaini Moekti Unsri Kampus Palembang, Jumat (30/12/2022).

Rektor Unsri Prof. Dr. Ir. Anis Saggaff, MSCE. IPU. ASEAN Eng. megatakan kedatangan Dirjen ini merupakan hal yang mahal namun Dirjen Pendidikan Vokasi ini menurutnya Dirjen rasa Unsri karena berasal dari Unsri dan selalu memperhatikan Unsri. Ia berpesan agar ilmu yang disampaikan oleh Dirjen tersebut benar-benar dicatat dan direkam jangan sampai ilmu yang disampaikan lewat begitu saja.

“Beliau ini disamping Dirjen juga tangan kanan menteri untuk urusan kebijakan-kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka, banyak terobosan yang sudah dilakukan dan yang akan datang ini ada yang lebih spektakuler, MBKM itu sudah episode 24 nanti sebentar lagi keluar yang versi baru yang lebih ringan kita melaksanakannya, beban kurang tapi berbobot. Saya ingin Unsri leading, kita duluan dukung program ini, karena saya sudah dapat bocoran duluan walaupun bu Kiki belum ngomong,” Kata Rektor.

Rektor berpesan kepada Kajur, Sekjur, Koordinator Prodi beserta pejabat fakultas dan rektorat untuk mensukseskan program tersebut. “Kita niatkan di tahun 2023 ini Unsri menjadi pioner untuk mensukseskan program ini. Bu Dirjen tolong sampaikan ke mas menteri bahwa Unsri siap jadi pioner untuk kesuksesan program ini. Kita dengarkan wejangan bu Dirjen, mudah-mudahan Unsri bisa semakin sukses dan maju lebih cepat lagi. InshaAllah PTN-BH segera menjadi kenyataan,” pungkas Rektor.

Dalam kuliah umumnya Dr. Kiki menyampaikan bahwa ia diminta Rektor untuk berbagi informasi mengenai kebijakan-kebijakan Kementerian yang sedang dan akan diberlakukan. “Barangkali beberapa tahun terakhir episode merdeka belajar itu sudah ada 24 episode, 22 episode terakhir adalah seleksi mahasiswa baru yang juga merupakan bagian dari transformasi jadi sesungguhnya agenda besarnya itu adalah transformasi perguruan, transformasi sistem pendidikan nasional di dalamnya adalah transformasi pendidikan tinggi. Jadi bagaimana kita melakukan transformasi macam-macam caranya salah satunya adalah merdeka belajar,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa masa depan pendidikan tinggi tidak bisa seperti sekarang lagi, perguruan tinggi atau pendidikan tinggi lebih dibutuhkan untuk memberikan skill bukan hanya memberikan gelar bahkan ia menyebutkan di kartu namanya sudah tidak menggunakan gelar karena untuk memberikan pesan yang konsisten bahwa yang penting adalah kompetensi dan ke depan menurutnya gelar tidak lagi menjadi pegangan untuk seseorang sukses dan ini sekarang sudah mulai terjadi. “Kemudian tren kedua itu adalah tidak bisa lagi kita mengharapkan mahasiswa harus ada di depan kita setiap kali kita belajar atau mengajar fisik. Jadi ke depan mahasiswa kita nanti meminta atau mengharapkan pembelajaran yang lebih fleksibel, dimana mereka berada mereka tetap bisa belajar dari profesor yang hebat di Unsri. Kalau boleh mereka sambil bekerja mereka bisa belajar sehingga dibutuhkan pembelajaran yang bisa menjangkau dimanapun mahasiswa kita berada itu sebabnya asinkronus akan menjadi dominan, pembelajaran ke depan pasti hybrid atau jarak jauh dan asinkronus akan semakin dominan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan ke depan akan mengarahkan pada keunggulan spesifik dan bukan lagi pada brand, Prestige. Menurutnya beberapa tahun ke depan logo Unsri akan ditanya keunggulannya. “Unsri unggulnya di mana dan Unsri terkenalnya kuatnya di bidang apa? maka itu baru bermakna logo kuning yang yang sangat kita cintai yang dikenal oleh masyarakat,”

Pada kesempatan itu Dr. Kiki juga mengungkapkan bagaimana perguruan tinggi bisa mendidik dan dipercaya oleh publik. Menurutnya perguruan tinggi harus menunjukkan perubahan perkembangannya kepada masyarakat. “Sekarang Unsri kita tahu ada perubahan, salah satunya kita punya US-CamZi, nah masyarakat di luar tahu nggak layanan yang berbeda dan meningkat dari Unsri? jadi Pak rektor, Bapak dan Ibu semua perkembangan ini mohon dikomunikasikan ke publik. Apakah itu melalui laporan? Apakah itu melalui media Unsri? tetapi publik harus tahu bahwa Unsri berubah dan meningkat layanannya,” ungkapnya.

Selain itu, Dr Kiki juga menyebutkan bagaimana mewujudkan ekosistem untuk PT dengan diferensiasi misi, transformasi paradigma. Ia juga menyebutkan akar masalah dalam mewujudkan otonomi perguruan tinggi yaitu regulasi termasuk standar sebagai instrumen kendali kaku, kepemimpinan dan sistem tata kelola yang tidak lagi relevan, dan mindset yang enggan keluar dari zona nyaman, berpegang pada kejayaan masalalu.

Kuliah umum tersebut sangat interaktif tampak peserta yang hadir begitu antusias melontarkan beberapa pertanyaan kepada Dr. Kiki. Adapun peserta kuliah umum yaitu Para Wakil Rektor, Ketua dan Sekretaris SPI, Dekan dan Wakil Dekan I Fakultas, Direktur dan Wakil Direktur I Pascasarjana, Ketua LP3MP dan LPPM, Kepala BAK, BUK, dan BPHM, LP3MP Fakultas, Koordinator dan Sub Koordinator LP3MP di lingkungan Unsri. Kegiatan ini diikuti juga secara daring melalui Aplikasi US-CamZi oleh Ketua dan Sekretaris Jurusan, serta Koordinator Program Studi di lingkungan Unsri.

Diwaktu yang sama, usai kuliah umum juga dilaksanakan peresmian Ruang Drg. M. Isa yang terletak di samping ruang Prof Djoeaini Moekti. Rektor menyebutkan bahwa ruang Drg. M. Isa merupakan duplikat dari ruang Prof Djoeaini Moekti. Rektor menjelaskan diberi nama Drg. M. Isa karena pada saat menjabat rektor, ia juga banyak berjasa dalam memajukan Unsri. Peresmian ruang tersebut ditandai dengan penggutingan pita oleh Dirjen Vokasi Kemendikbudristek RI, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. (Ara)