>
Selamat Datang di Universitas Sriwijaya
Bahasa :
logo

Tingkatan Kompetensi SDM di Bidang Kehumasan, Unsri Gelar Pelatihan Public Speaking

Dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang kehumasan, Universitas Sriwijaya (Unsri), menggelar pelatihan public speaking yang diberi tema “Langkah Menjadi Public Speaker yang Berkualitas”. Pelatihan yang digelar di Ruang Aula D3 Fakultas Ekonomi Unsri, Kamis (17/11/2022) itu dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Prof. Dr. Ir. M. Said, M.Sc dan turut dihadiri Oleh Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat.

Dalam sambutannya, Prof. Said menerangkan pentingnya kemampuan public speaking untuk setiap insan yang bergerak di bidang kehumasan, dimana Humas menurutnya menjadi wajah sebuah lembaga.

"Dengan pelatihan ini diharapkan peserta dapat memiliki penguasaan diri saat berhadapan dengan publik, serta dapat menguasai teknik public speaking yang baik serta meningkatkan keterampilan komunikasi persuasif," ujarnya.

Ia berharap pelatihan itu disertai partisipasi aktif dari peserta. "Semoga kegiatan ini menjadi sebuah upaya untuk memberikan kontribusi nyata di bidang kehumasan," harapnya.

Hadir sebagai narasumber, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit III Plaju Siti Rachmi Indahsari. Dalam Pelatihan Public Speaking yang digelar Humas Unsri tersebut Rachmi membagikan ilmunya di hadapan 65 peserta yang terdiri dari pegawai dan mahasiswa di lingkungan Unsri.

Dengan modal pengalaman dan jam terbang yang tinggi setelah menjadi MC di banyak acara seremonial Pertamina, Rachmi menyampaikan pentingnya seorang public speaker untuk memahami case study soal materi yang harus ia sampaikan. "Kalau kita tidak kuasai materi, kita tidak akan yakin dan pasti mudah blank," ujarnya.

Rachmi yang mengantongi sertifikasi kehumasan (Level Expert) dari London School of Public Relations (LSPR) itu berpendapat bahwa seorang public speaker harus paham cara self help treatment guna mengurangi kecemasan yang sering dialami saat hendak bicara. Ia juga menekankan pentingnya melakukan mapping atau pemetaan terhadap audiens, guna memposisikan dirinya dan mengetahui bagaimana ia harus bicara.

Dari segi audio, seorang public menurutnya harus menguasai teknik artikulasi suara, mengatur tempo dengan tenang, intonasi yang jelas, nada yang sesuai serta memerhatikan teknik menggunakan microphone.

Rachmi juga berbagi tips menghadapi gugup saat berbicara di hadapan publik dan mengingatkan bahwa audiens akan lebih memerhatikan hal-hal yang berkaitan dengan visual. "Kalau kita mau bicara di hadapan orang, perhatikan dulu penampilan kita, gesture tubuh kita, sikap dan attitude kita, serta kontak mata ke audiens, karena hal itu akan amat memengaruhi kesan pertama audiens terhadap public speaker,” ujarnya.

Suasana energik dan penuh semangat mewarnai suasana pelatihan. Setelah sesi materi, Rachmi juga langsung mengundang antusiasme dan partisipasi aktif para peserta, dengan diberikan kesempatan public speaking satu persatu guna mengimplementasikan langsung ilmu yang didapat. (Ara)