Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Sriwijaya (UNSRI) bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan The Asia Fondation menggelar workshop dengan tema “Penyempurnaan Instrumen Indeks Kapasitas Pemda Sumatera Selatan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam” yang berlangsung di ruang Doktor FISIP UNSRI kampus Palembang, Kamis (19/12/2019).
Workshop yang dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP UNSRI, Prof. Dr. Alfitri, M.Si. ini menghadirkan empat pembicara lintas sektor yaitu Pandu Yuhsina Adaba, S.IP (peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Regina Ariyanti,S.T (Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Provinsi Sumatera Selatan), Dr. Mulyanto, M.A (Dosen FISIP UNSRI), dan Ir. Ahamd Muhaimin (perwakilan dari NGO Pilar Nusantara) yang dimoderatori oleh dosen jurusan Ilmu Hubungan Internasional-FISIP UNSRI, Gunawan Lestari Elake, S.IP. M.A.
Dalam paparannya, Pandu Yuhsina menjelaskan tentang indikator yang telah dirumuskan dari hasil penelitian untuk mengukur indeks kapasitas pemda dalam pengolahan sumberdaya alam. Sedangkan Regina Ariyanti memaparkan program dan kebijakan serta capaian yang telah dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam pengolahan sumberdaya Alam. Sementara, Dr. Mulyanto menekankan pada perspektif sosial dalam kebijakan mengenai pengolahan sumberdaya alam.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Muhaimin menyampaikan perlunya penguatan perlibatan masyarakat sipil dalam pembuatan kebijakan. Menurutnya hal ini dirasa penting karena yang akan terdampak dari sebuah kebijakan mengenai pengolahan sumberdaya alam adalah masyarakat yang ada dikawasan tersebut.
Dr. Azhar, SH. LLM selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Workshop mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian panjang dalam memformulasi indeks kapasitas pemerintah daerah dalam pengolahan sumberdaya alam guna peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat di suatu kabupaten/kota di Indonesia.
“Ada dua capaian utama yang ingin dihasilkan dari penyempurnaan instrumen indeks ini, capaian tersebut meliputi peningkatan kinerja dalam pengelolaan sumber daya alam serta sarana bagi pemerintah kabupaten / kota yang tata kelolanya masih buruk untuk bisa belajar dari pemerintah kabupaten / kota yang sudah mendapatkan penilaian yang baik” jelas Dr Azhar.
Lebih jauh Dr Azhar mengatakan Workshop ini dihadiri oleh 32 peserta yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Pelibatan Akademisi lintas keilmu, mahasiswa strata 1, 2 dan 3, pemerintah, NGO, serta jurnalis semakin memperkaya diskusi yang dilakukan dalam pelaksanaan workshop.
“Salah satu diskusi penting dalam workshop ini adalah pembahasan mengenai kondisi sumberdaya alam yang berbeda-beda tiap daerah di Indoensia. Perlunya standarisasi indikator yang lebih objektif agar pengukuran mengenai kapasitas pemerintah daerah dalam pengolahan sumberdaya alam dapat terukur dengan baik. Diharapkan dengan adanya workshop ini dapat menjadi sebuah acuan tambahan guna menyempurnakan indikator indeks yang telah dibuat demi tercapainya dua tujuan utama yang dipaparkan dibagian awal” pungkasnya. (Ril Fisip/Ara)