>
Selamat Datang di Universitas Sriwijaya
Bahasa :
logo

Dies Natalis Universitas Sriwijaya ke-57: Petinggi Unsri Hibur Penonton Melalui Teater Dul Muluk

Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke – 57 Universitas Sriwijaya menggelar acara malam kesenian dengan pertunjukan seni drama Dul Muluk yang dilakoni oleh beberapa petinggi kampus Universitas Sriwijya, tak terkecuali Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE selaku Rektor Universitas Sriwijaya yang berperan sebagai Raja Sriwijaya pada Sabtu (28/10/2017) di gedung serbaguna Graha Sriwijaya Bukit Besar Palembang.

Selain Prof Anis Saggaff, pagelaran pentas seni budaya Palembang tersebut dilakoni juga oleh Dosen Selebritis Kampus Universitas Sriwijaya yakni Prof Badia Perizade (Permaisuri), Prof Zainuddin Nawawi (Sultan Abdul Hamid Syah), Dr. Suparman (Sultan Abdul Muluk), Ir. Bambang Gunawan (Sultan Ban), dr. Nita Parisa (Siti Rahmah), Maya Indah Sari (Siti Rafeah), Dr. Darmawi (Wazir), Drs. Sugandi Yahdin (Sultan Syahabudin), Dr. Ardiyan (Menteri Perdamaian), dr. Mariatul (Menteri Koordinator), Dr. Mery (Pengawal 1), Dr. Retno (Pengawal 2), Dr. Fauziyah (Dayang 1), Dr. Ermatita ( Dayang 2), Ir. Siti Nurul (Kadam), Dr. Yulia (Kadam), serta Prof. Siti Herlinda yang berperan sebagai istri Raja Sriwijaya.

Untuk diketahui, Dul muluk merupakan teater tradisional yang berkembang di Sumatera Selatan. Dalam Dul Muluk terdapat lakon, syair, lagu-lagu melayu, dan lawakan. Akting di panggung dibawakan secara spontan dan menghibur. Seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu pelakon Dul muluk dr. Mariatul yang berperan sebagai Menteri Koordinator pada saat pentas di atas panggung membuat penonton yang hadir tertawa mendengar logat bahasa Palembang yang kental.

“Naaaah…naaahh, edop apo mati nih orang? Pecaknyo la mati. Cubo masih edop, kan pacak jalan dewek. Mun mati cak ini, tepakso nak digotong. Nyaroi bae. Edop nyaroke, la mati masih nyaroi pulok”

Selain itu di sela-sela pertunjukan memang ada yang namanya Kadam, dimana pemain melakukan lelucon. Seperti halnya yang diucapkan oleh salah satu kadam yang berkeinginan menjadi professor seperti Prof Siti Herlinda.

“Aii naseb tukang berseh berseh ni, gawenyo ketemu barang kotor. Cubo aku jadi dosen, jadi Profesor cak Prof Linda, aku biso perga pergi, seminar seminir. Mak ini nah tukang berseh berseh kuping”

Prof. Nurhayati selaku sutradara Dul Muluk telah mempersiapkan lakon yang sangat menghibur terbukti dengan banyaknya jumlah penonton dan semaraknya tepuk tangan dari penonton yang hadir.

Dengan diselenggarakannya teater Dul Muluk ini, Universitas Sriwijaya telah menunjukan kepeduliannya terhadap kesenian tradisional asli Sumatera Selatan. Kesenian teater Dul Muluk mendapat porsi tersendiri untuk dapat diselenggarakan di puncak rangkaian dies natalis Universitas Sriwijaya yang ke 57.

Seperti yang disampaikan oleh Prof Anis Saggaff dalam sambutannya ia mengatakan bahwa teater Dul Muluk semakin ngetrend, menurutnya teater tersebut merupakan salah satu khas kesenian kerajaan Sriwijaya yang memberikan kesan baik, pesan moral, dan menjadi hiburan bagi mayarakat.

Pada kesempatan yang sama, usai pertunjukan teater Dul Muluk diumumkan pemenang lomba yang sebelumnya sudah diselenggarakan diantaranya yaitu lomba lari balon, memasak nasi goreng pimpinan, dan lomba kebersihan kampus. Diakhir acara malam kesenian, dibagikan juga berbagai hadiah door prize diantaranya berupa motor, lemari es, televisi, dispenser, kipas angin, kompor gas, tas koper, uang tabungan 500 ribu rupiah, dan lain-lain yang disponsori oleh Bank BNI, Bank Sumsel Babel, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BJB, dan PT Perkasa Jaya Mandiri.(Ara)