>
Selamat Datang Di Universitas Sriwijaya
Bahasa :

Unsri dan PT Wilmar Padi Indonesia Tandatangani MoU

Universitas Sriwijaya (Unsri) dan PT Wilmar Padi Indonesia sepakat menandatangani Nota Kesepahaman MoU (Memorandum of Understanding) tentang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan sumber daya. Nota kesepahaman ditandatangani oleh Rektor Unsri, Prof. Dr. Taufiq Marwa, S.E., M.Si dan Presiden Direktur PT Wilmar Padi Indonesia, Saronto Soebagio di Ruang Rapat 1 KPA Unsri Bukit Besar palembang, Kamis (25/4/2024).

Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini antara lain dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; pengembangan kompetensi sumber daya manusia; pelaksanaan Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka; lokakarya, pelatihan, seminar, pameran dan kegiatan ilmiah lainnya.

Rektor Unsri menyambut baik kerjasama dengan  PT Wilmar Padi Indonesia, ia berharap penandatangan MoU ini bisa membawa manfaat terutama bagi kesejahteraan petani padi di Indonesia khususnya petani padi di Provinsi Sumatera Selatan. "Terimakasih atas kehadirannya disini, merupakan kehormatan bagi Universitas Sriwijaya kita bisa bersama - sama berniat mulia untuk berusaha meningkatkan kesejahteraan petani padi di Indonesia khususnya petani padi di Sumatera Selatan. Ini niat yang sangat sangat baik dan kami menyambut baik hal ini, mudah - mudahan bisa kita realisasikan dengan MoU pada hari ini.

Apa yang disampaikan oleh pak presdir tadi sepertinya merupakan jawaban terhadap kekhawatiran saya, kegelisahan saya. Sebagai informasi saya anak petani jadi saya sangat familiar dengan petani beras ini. Saya lahir dari seorang petani padi dan saya selama 4 tahun kuliah dan skripsi saya menulis tentang beras, tesis saya juga tentang pasar beras, disertasi saya juga tentang pasar beras," Ujar Rektor.

Lebih jauh Rektor Unsri menuturkan bahwa ia tau persis kondisi petani padi di Sumsel. Ia juga membenarkan ucapan Presdir PT Wilmar bahwa kondisi petani padi di Sumsel memiliki lahan yang sempit, kesulitan menggunakan bibit unggul, dan mereka juga kesulitan menggunakan pupuk serta obat - obatan yang baik, dan ketika panen petani padi mendapatkan harga yang tidak menguntungkan.

"Kemudian mereka juga sudah terbelit dengan hutang - hutang sehingga hasil padinya pun sudah terjual sebelum panen, sudah digadaikan, ini kondisi di Sumsel. Saya ingat bapak saya dulu ikut KUD, sepertinya pola KUD saat itu sudah cukup baik, difasilitasi untuk bibit unggul, obat - obatan tetapi pada saat mereka menunggu panen mereka butuh biaya hidup sehingga mereka menjadi tukang dan buruh bangunan untuk menyambung hidup. Harapan saya dengan PT Wilmar ini bersama - sama dengan Unsri bisa menjangkau petani - petani yang tidak dengan mudah terjangkau akses. 

Saya juga senang diceritakan kemarin bahwa PT Wilmar ini tidak menjadikan petani menjadi buruh tani. Yang selama ini terjadi para petani dibeli sawahnya dan petani akhirnya hanya menjadi penggarap. Dan PT Wilmar ini programnya tidak seperti itu, programnya adalah sawahnya tetap jadi punya petani, dikerjasamakan, dikasih bibit unggul dan obat - obatan yang sesuai. Harapannya juga produktifitas meningkat dan harganya juga sesuai dengan standar. Saya menyambut baik hal ini mudah - mudahan bisa kerjasama dan Universitas Sriwijaya bisa bermanfaat bagi petani - petani disekitarnya," pungkas Rektor.

Sementara itu, Presdir PT Wilmar menyampaikan ucapan terimakasih serta mengungkapkan rasa bangganya karena bisa hadir dan melakukan kerjasama dengan Unsri. Pada kesempatan itu ia menjelesakan secara singkat tentang PT Wilmar Padi Indonesia. "Saya sedikit ada penjelasan, PT Wilmar sebenarnya baru lahir tahun 2018 sebelumnya Wilmar itu bergerak dibidang terutama di kelapa sawit, tepung terigu, bio diesel. Kenapa Wilmar tertarik dibidang pertanian khususnya beras, pertama Wilmar teringat bahwa beras salah satu makanan pokok bangsa Indonesia, sehingga Wilmar ingin juga berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produktivitas daripada petani sehingga bisa ikut serta dalam ketahanan pangan Indonesia khususnya beras. Yang kedua, Wilmar sudah banyak mendapatkan keberkahan dan keuntungan dari kelapa sawit, disini kalau kita lihat petani sawit sudah cukup makmur, kini bagaimana keuntungan ini juga dapat dinikmati oleh petani padi, karena kita lihat yang paling hidupnya susah itu petani padi," Jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan ada tiga hal yang menjadi visi dan misi PT Wilmar untuk meningkatkan kesejahteraan petani padi. "Pertama adalah bagaimana lahannya bisa dinaikkan produksivitasnya, yang sebelumnya 3-5 ton menjadi 6 ton. Yang kedua adalah, bagaimana lahan - lahan yang tadinya B1 berubah status B2 dan B3. Yang ketiga petani - petani itu harus bisa mendapatkan harga yang wajar terhadap beras yang dihasilkan. Karena selalu saya bilang Indonesia kalau tidak makmur petaninya, makin lama anak muda tidak ada yang jadi petani, mereka lulus sekolah lebih baik kerja di industri tiap bulan dapat gaji, kalau anak muda lihat bapaknya susah tentu mereka tidak mau menjadi petani seperti bapaknya. Dalam studi kami rata - rata petani kita saat ini usianya diatas 60 tahun, jarang kita temui anak muda usia 25 mau turun disawah. Bagaimana caranya, ya petani harus sejahtera," Katanya.

Ia menambahkan Petani di Jepang bisa makmur, bagaimana di Indonesia petani bisa makmur juga, menurutnya ada dua cara yaitu produksinya harus naik dan harga jual yang wajar atau harga yang pantas terhadap petani. "Kami bukanlah orang yang banyak belajar dari buku melainkan banyak dari praktik langsung di lapangan. Dan perlu adanya bimbingan dari universitas khususnya bimbingan dari Universitas Sriwijaya. Kemudian Kedepannya juga mengenai kerjasama lainnya dan kampus merdeka  bisa kita tuangkan dalam kerjasama. Intinya kami sangat senang Universitas Sriwijaya telah memberikan waktu dan juga kesempatan untuk kerjasama. Sekali lagi kami ucapkan banyak terimakasih," tutupnya.

Turut hadir Wakil Rektor I, dan IV, Para Dekan, Wakil Dekan, Ka. BPHM, Ketua KLI, dan Humas di lingkungan Unsri, sementara delegasi dari PT. Wilmar Padi Indonesia dihadiri juga oleh Head Unit Wilmar Padi Indonesia Sumbagsel, Head Mill PT Wilmar Padi Indonesia Unit Palembang, Head Nasional FEP PT Wilmar Padi Indonesia. (Ara_Humas)