45 Dosen Unsri Ikuti Kegiatan Bootcamp Penulisan Proposal Penelitian DRTPM TA 2025 Skema Fundamental Reguler Batch I
26 Aug 2024
Sebanyak 45 dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) mengikuti kegiatan Bootcamp Penulisan Proposal Penelitian DRTPM (Direktorat Riset Teknologi Pengabdian Kepada Masyarakat) Tahun Anggaran 2025 Skema Pundamental Reguler Batch I. Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsri ini dibuka oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Rujito Agus Suwignyo, M.Agr. di Meeting Room Hotel Santika Premiere Bandara Palembang, Senin (26/8/2024).
Wakil Rektor I dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan bootcamp ini merupakan salah satu bagian yang penting dan salah satu program yang didukung oleh Unsri. Ia mengatakan pendamping yang hadir pada kegiatan ini sangat luar biasa yaitu, Prof. Benyamin Lakitan, Ph.D., Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si, Prof. Ir. Siti Nurmaini, M.T. Ph.D., Prof. Dedi Rohendi, M.T., Ph.D., Prof. Dr. Dra. Poedji Loekitowati Hariani, M.Si., dan Prof. Dr. Rostika Flora, S.Kep., M.Kes.
"Kita sama-sama tahu bahwa tahun ini Unsri menjadi yang terbaik di PTN-BLU karena jumlah dosen kita menerima dana penelitian dari Dikti yang terbanyak dan tentu ini sangat membanggakan bagi kita semua. Mudah-mudahan tahun depan akan lebih dari itu. Selamat kepada LPPM dan kepada Bapak Ibu dalam melakukan kegiatan ini, saya yakin kita bisa memadukan dan meningkatkan potensi yang ada agar mampu bersaing di level nasional dan juga di level internasional. Semua potensi yang ada mari kita manfaatkan, kita tingkatkan untuk bersama-sama melaksanakan apa yang pak Rektor sebut Unsri rumah kita bersama. Saya yakin dengan kebersamaan bersatunya kita dalam berbagai potensi mudah-mudahan Unsri akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi di masa yang akan datang," Ujar Prof Rujito.
Sementara itu, Ketua LPPM Unsri Prof. Benyamin Lakitan mengatakan Kegiatan Bootcamp Penulisan Proposal Penelitian DRTPM TA 2025 Skema Fundamental Reguler Batch I ini diikuti sebanyak 45 dosen yang berasal dari 10 Fakultas yang ada di Unsri. Kegiatan ini menghadirkan pendamping yang berasal dari Unsri sendiri karena menurutnya pendamping yang dipilih ini merupakan dosen-dosen terbaik dalam hal penelitian.
"Sengaja kami memilih teman-teman dari Unsri sendiri, karena dari sisi lain kami juga tahu yang kami pilih ini juga sudah terbiasa diundang sebagai nara sumber di luar Unsri. Memanfaatkan sumber daya yang kita miliki sendiri adalah yang kami lakukan dan tentu kami juga berterima kasih kepada para peserta yang hadir di sini. Cukup mengagetkan juga ada 45 orang peserta yang berpartisipasi pada kesempatan ini, dalam waktu yang cukup singkat setelah kami menawarkan program Bootcamp. Hal ini tentu saja semua atas arahan Bapak Rektor yang sangat ingin sekali Unsri dari segi penelitian tidak hanya mengandalkan pembiayaan internal Unsri tetapi juga berkiprah secara nasional," Kata Prof Benyamin.
Lebih jauh Prof. Benyamin mengatakan di LPPM sebelumnya biasa mengundang para pakar dan formatnya dengan memberikan materi kemudian peserta menyimak dan kadang juga ada kesempatan untuk bertanya. Namun kali ini ia menerangkan format yang dilakukan berbeda, enam pendamping ini tidak memberikan materi tapi dari awal pendamping meminta setiap peserta untuk menyiapkan proposalnya.
Turut Hadir Narasumber Ahli Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc mengatakan tugas meneliti wajib ada diperguruan tinggi sekalipun akademi komunitas atau menyelenggarakan diploma 1 dan diploma 2 kewajiban meneliti harus tetap ada di perguruan tinggi. Dikatakannya, perguruan tinggi adalah jenjang terakhir dalam sistem pendidikan untuk menyiapkan generasi muda suatu bangsa dalam memajukan peradaban, jadi pendidikan tinggi lah yang memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.
"Bapak dan ibu harus mengajarkan, mendidik generasi muda dengan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru kepada generasi muda agar mereka nantinya mengemban amanah kemanusiaan memajukan peradaban jadi kalau mereka diberi bekal ilmu pengetahuan yang bapak ibu punya tahun 1990 atau tahun 2000 peradaban nggak maju karena nanti pada saat mereka berkiprah di masyarakat mereka masih pakai ilmu pengetahuan teknologi tahun 2000," Kata Dr. Kiki.
Ia menambahkan tugas perguruan tinggi generating knowledge yang baru agar memberi bekal kepada generasi muda yang bertujuan untuk memajukan peradaban kemanusiaan dan satu-satunya cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru hanyalah dengan meneliti. "Bapak dan ibu sekarang kita dikejar oleh teknologi kalau kemarin kita mengejar teknologi, oleh sebab itu penelitian yang kali ini dilakukan atau bootcamp untuk mengembangkan penelitian yang bapak ibu lakukan ini sangat penting. Saya sangat menyambut baik inisiatif menguatkan proposal di bidang fundamental Karena penelitian terapan nggak maju kalau fundamentalnya tidak kuat," Pungkasnya. (Ara_Humas)