>
Selamat Datang di Universitas Sriwijaya
Bahasa :
logo

Pelepasan Sarjana Fakultas Pertanian Periode Oktober 2024

Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. A. Muslim, M.Agr. melepas 163 orang sarjana baru pada pelepasan sarjana periode Oktober 2024. Sarjana yang dilepas, 3 (tiga) orang Doktor (S3), 6 (enam ) orang Magister (S2), dan 150 orang sarjana Strata Satu (S1). Pelepasan yang dihadiri Wakil Rektor Bidang II, Bidang Umum, Kepegawaian dan Keuangan, Dr. Drs. Tertiarto Wahyudi, MAFIS ini dilaksanakan di Selasar Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) kampus Inderalaya, Selasa (15/10/2024). 

Para alumni yang dilepas merupakan alumni Program Doctor (S3) 3 orang, dua diantaranya lulus berpredikat dengan pujian. Program Magister (S2) 7 (tujuh) orang, satu diantaranya lulus berpredikat dengan Pujian. Program sarjana (S1) 150 orang, 40 orang berpredikat dengan pujian.

Sarjana Program S1 terdiri dari Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Agronomi 11 orang, Program Studi Agro Ekoteknologi 6 (enam) orang, Jurusan Tanah Program Studi Ilmu Tanah 10 orang; Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis 15 orang; Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi Teknik Pertanian 43 orang, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian 27 orang; Jurusan Teknologi Dan Industri Peternakan Program Studi Peternakan 5 orang; Jurusan Perikanan Program Studi Budidaya Perairan 15 orang, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan 23 orang.

Di hadapan para sarjana baru dan wali alumni, Dekan menyapaikan agar para alumni baru selalu mempertahankan semangat dalam berkompetisi. Ia mengatakan bahwa yang perlu diperhatikan pada era global ini, ialah membangun softskill tingkat tinggi. Bagimana bisa unggul dan bisa berkompetisi dengan alumni dari luar karena sejak dibukanya masyarakat ekonomi Asean persaingan alumni Fakultas Pertania bukan hanya dari Indonesia, tetapi juga dari Asean. “Yang sangat diperlukan pada era ini pertama kreatif thinking, kritikel thinking,  ini yang membuat diri kalian unggul, selalu berubah, selalu menyesuaikan dengan kebutuhan. Komunikatif skill, dan kolaboratif skill, di era global ini tidak bisa bekerja sendiri. Menciptakan hal-hal yang besar butuh partner butuh teman kalau kita sendiri yang bisa kita lakukan hal-hal yang kecil, tetapi kalau ingin melakukan hal-hal yang besar membutuhkan banyak partner. 

Saya juga ingin mengingatkan bahwa jangan pernah merasa lebih rendah dari alumni fakultas pertanian manapun di seluruh dunia ini. Kalau adik - adik sekalian tingkatkan kemampuan kerjanya, tingkatkan kompetensinya, tidak ada apa-apanya, alumni dari luar itu sama saja. Saya sudah berteman dengan orang seluruh dunia apakah itu Amerika, Jepang, Thailand, Malaysia, sama saja dengan kita kecuali dia belajar duluan dia akan lebih unggul daripada kita. Oleh karena itu jangan pernah berhenti belajar jangan pernah berhenti meningkatkan kompetensi. 

Saat ini sistem pendidikan kita sudah mengarah ke standar internasional. Jadi yang S1 silakan lanjutkan ke S2 yang S2 silakan lanjutkan ke S3 sama standarnya dengan universitas luar negeri,” kata Dekan menegaskan.

Selain itu Dekan juga menyarankan agar para alumni baru tidak hanya mengejar menjadi pegawai negeri. Alumni-alumni baru tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi menciptakan pekerjaan. “Jangan kalian kalah dengan alumni dari fakultas lain yang menjadi pengusaha besar di bidang pertanian. Jangan justru yang menjadi pengusaha di bidang pertanian alumni dari fakultas lain. Ini kesempatan kalian. Kalian menguasai hulunya pertanian, kalian menguasai tengahnya, menguasai hilirnya. Ajak mereka sebagai pegawai kalian, bukan kalian menjadi pegawai mereka. Menjadi seorang pengusaha tidak harus menjadi kaya dulu, tapi ide kreatifnya, inovatifnya yang sangat dibutuhkan,” katanya lagi. 

Di sisi lain Wakil Rektor mengatakan bahwa para alumni yang dilepas kebanyakan termasuk dalam generasi Z yang sejak kelahirannya sudah berkenalan dengan internet kuliahnya kebanyakan sudah tidak membuka buku. Ia mengingatkan bahwa sekarang tugas-tugas, skripsi sudah selesai, oleh karena itu ia berharap para alumni mulai lagi belajar membaca buku, karena itu yang tidak dialami oleh gen z.

Di Finlandia negara yang pendidikannya paling baik di dunia mulai SMA sudah tidak diperkenankan lagi membawa gadget. Di kelas sudah kembali lagi menggunakan buku, tapi diakui dunia bahwa negara yang paling baik itu di Finlandia. Jadi belajar membaca lagi sekarang kalau dulu belajar ketika mau ujian akhir mau UTS sekarang sudah banyak kesempatan untuk belajar membaca. 
“Yang dimaksud belajar membaca itu belajar memahami makna kalimat, memahami makna kata yang kadang-kadang di dalam kehidupan kita sudah lupa. 
Yang mungkin belum kita sadari sekarang ini ada sesuatu yang hilang dan yang hilang itu menurut saya cukup penting, belajar membaca itu juga memahami makna dibalik kalimat, memahami makna dari kata-kata, dan memahami makna lainnya. Kita nanti akan bekerja kita punya atasan, punya bawahan, dan seterusnya kita harus pandai-pandai membaca. Jadi itu yang ingin saya sampaikan dari sudut pandang yang berbeda,” kata Wakil Rektor Bidang II. 

Mengutip biografi Laksamana Mc Raven, Jenderal Angkatan Laut Amerika Serikat, Wakil Rektor Bidang II mengatakan bahwa kalau anda ingin merubah dunia, anda harus mulai dari hal yang kecil. Mulailah dari hal-hal yang kecil yang paling mudah dilakukan. (Yo - Humas)