Welcome to Program Studi

Sp-1 Anestesiologi Dan Reanimasi

Bahasa :

SEJARAH

image
Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif

Berdirinya Departemen/Bagian Anestesiologi dan ICU.
 
Departemen / Bagian Anestesiologi dan Reanimasi FK UNSRI/RSMH  didirikan tanggal 8 April 1980 oleh dr. H. Muzwarsjab, SpAn. Pada waktu itu beliau dokter pertama dan satu-satunya dokter anestesi di RSMH. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan Pelayanan dan Pendidikan Departemen Bedah dan Obgin yang mulai berkembang saat itu. Tanggal 2 Oktober 1982, dr. Hj. Endang Melati Maas, SpAn mulai bergabung di FK UNSRI/RSMH untuk bersama-sama mengembangkan pelayanan dan Pendidikan di Departemen/Bagian Anestesi dan Reanimasi FK UNSRI/RSMH
Pelayanan Anestesi pada saat itu adalah di kamar operasi baik elektif maupun di Emergensi, Intensive Care Unit (ICU), pelayanan anestesi referal ke daerah-daerah, melakukan pelayanan pengabdian masyarakat seperti anestesi untuk bibir sumbing, tubektomi, sunat masal dll. Pendidikan anestesi yang dilakukan saat itu terutama meliputi pendidikan untuk perawat anestesi terlatih (masa pelatihan 3 dan 6 bulan), hal ini dilakukan untuk melatih keterampilan perawat menjadi perawat mahir anestesi yang sangat dibutuhkan dikamar operasi, maupun kondisi kritis yang memerlukan bantuan hidup dasar (BHD), baik untuk kebutuhan RSMH maupun rumah sakit perifer.
Didalam Pendidikan program profesi S1, Departemen/Bagian Anestesi memberikan pengetahuan knowledge dan keterampilan hidup dasar (A,B,C,D) berupa Resusitasi Jantung Paru, tehnik dan obat-obat anestesi. Bagian Anestesi juga mendidik Peserta Didik spesialis, yaitu PPDS Bedah dan Obgin, dalam mengenal persiapan anestesi, macam-macam obat dan tehnik anestesi dan monitoring serta tatalaksana Critical-Care di ICU. Umumnya mereka melaksanakan stase 1-2 bulan di Bagian Anestesi.
Tahun 1995 dr. Zulkifli dan dr. Rose Mafiana bergabung di departemen/ bagian anestesi sebagai staff, untuk selanjutnya melanjutkan Pendidikan Spesialis Anestesi di UNPAD dan UGM, selesai 2005 dan 2002.

Berdirinya Pusat Pendidikan Mandiri; Bagian/SMF Anestesiologi  dan Reanimasi FK UNSRI
Latar Belakang
Kebutuhan pelayanan anestesi yang meningkat, terutama di referal, menjadi tanggung jawab bagian anestesi dan reanimasi FK UNSRI/RSMH Palembang waktu itu. Provinsi Sumatera Selatan memiliki 9 kabupaten ( OKI, OKU, OKUS, OKUT, Muba, Banyuasin) dan 4 kotamadya ( Prabumulih, Pagaralam, Lubuk Linggau dan Palembang) dengan jumlah penduduk sekitar 7,5  juta jiwa. Terbatasnya dokter anestesi menyebabkan Rumah Sakit didaerah harus mengumpulkan pasien-pasien pada waktu tertentu, untuk kemudian mendapat pelayanan anestesi dan pembedahan pada waktu yang ditetapkan (terutama untuk kasus-kasus tertentu). Hal ini tentu saja tidak bisa terjadi berlarut-larut, harus ada upaya untuk memperbaiki pelayanan dengan meningkatkan kwantitas/kwalitas   tenaga yang kompeten dan bertanggung jawab terhadap pasien-pasien tersebut.
RSMH sebagai pusat rujukan pasien Sumbagsel (yaitu provinsi; Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka dan Belitung)  juga memerlukan sejumlah dokter anestesi dengan kwalifikasi tertentu dan tentu saja memerlukan penambahan tenaga-tenaga baru untuk  peningkatan pelayanan yang mengikuti perkembangan ilmu tatalaksana critical care pasien.
Jumlah kasus yang datang ke RSMH dianggap cukup memadai dan bervariasi sebagai pusat Pendidikan. Keilmuan departemen lain yang semakin berkembang menuntut ilmu anestesi mengimbanginya. Berdasarkan pemikiran tersebut, dr Endang memiliki pemikiran untuk merintis pusat Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi di FK UNSRI/RSMH Palembang, yang akan menghasilkan dokter-dokter anestesi yang akan mengisi rumah sakit-rumah sakit di Indonesia, terutama pulau Sumatera dan Sumbagsel khususnya.

Proses pembentukan program Pendidikan.
Proses Pembentukan Program Pendidikan Anestesi dan Reanimasi FK UNSRI dimulai dari kerjasama dengan Bagian Anestesi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, sebagai pengampu (bapak angkat) dan  difasilitasi oleh Kolegium Kedokteran Indonesia (KKI), dimana dimulainya  proses seleksi dan pengiriman calon PPDS, sebagai model awal Pendidikan Program Spesialis Anestesi dan Reanimasi FK UNSRI. Dikirimnya dr. Yalta dan dr. Zulki Maulub ke pusat Pendidikan Anestesi dan Reanimasi FK UNPAD, Bandung tersebut pada tahun 2003, mengawali langkah pertama dan memberikan masukan bagaimana PPDS dididik. Selanjutnya dikirim dr. Nirwan, dr. Pablo, dan dr. Khairul pada bulan Januari 2005, diikuti dr. Fredy Heru Iswanto bulan Juli 2005. Pengiriman calon PPDS berlanjut lancar pada semester-semester berikut. Tahun 2007 dr. Zulki dan dr. Yalta lulus dari UNPAD, sedangkan dr. Nirwan, dr. Pablo, dr. Khairul  dan dr. Heru lulus dari UNSRI pada akhir tahun 2009 bulan September dan Oktober.
Disamping proses pengiriman PPDS, Departemen/Bagian anestesi juga mencoba merengkut tenaga-tenaga pengajar untuk mendidik PPDS Anestesi yang akan stase pada akhir Pendidikan ketika mereka kembali ke UNSRI.
Pada saat itu, dr. Rose mafiana Sp. An menjabat sebagai Kepala Departemen  (2007-2011), menggantikan dr Endang Melati Maas SpAn., KAP., KIC yang pensiun,  menerima penugasan dr. Agustina Br Haloho, SpAn., Mkes tanggal 15 Desember 2009 (SK Dir. RSMH No: KP 00.06.2.1. 2073), Dr. Yusni Puspita, SpAn, tgl 06 November 2010 (SK Dir.RSMH No: KP.00.03.2.2.3554) dan dr. Rizal Zainal, SpAn tgl 28 April 2011 (SK Dirut RSMH No: KP.04.04/II/1352/2011. Penerimaan tenaga pendidik tersebut langsung diikuti pembagian Pendidikan Lanjutan Subspesialisasi  (PPDS2) sbb, dr. Yusni Puspita, SpAn yang sebelumnya sudah dimintakan kesediaannya untuk melanjutkan PPDS2 KAKV, melanjutkan Pendidikan kembali ke PPDS2 ICU, diikuti dr. Zulkifli, SpAn, (sebagai Sekretaris Program Studi)  yang sebelumnya memang sudah menjabat sebagai kepala ICU RSMH Palembang sedangkan dr. Kusuma Harimin, SpAn ( KPS ) melanjutkan ke S3 di UNPAD, dr. Rose Mafiana, SpAn mengambil PPDS2 KNA dan S3 di UNPAD, dan selanjutnya menerima serifikat kolegium sebagai KAO, sebagai salah seorang team pendiri Pendidikan tersebut, dr. Rizal Zainal SpAn melanjutkan ke PPDS KMN di UNHAS dan dr. Agustina SpAn (sekretaris bagian) mengambil PPDS2 ICU di UI.
Dorongan  yang kuat dari  Rektor UNSRI, Prof. DR. Badia Parizade  MBA,  dekan FK UNSRI pada waktu itu, Prof. dr. Zarkasih Anwar SpA (K) dan Ka. PPDS dr. Hatta Ansori SpOG (K). Direktur RSMH kala itu dr. Bayu Wahyudi MPHM., SpOG beserta jajarannya sangat membantu pemenuhan kebutuhan  fasilitas berupa sarana dan prasarana untuk pendidikan anestesi.
Bimbingan dari pengampu (bapak angkat) yaitu departemen/Bagian Anestesi dan Reanimasi FK UNPAD, Prof. Dr. dr. Tatang Bisri, SpAn KNA yang saat itu menjabat KPS dan anggota kolegium Pendidikan Anestesi dan Reanimasi. Bimbingan juga diberikan secara intensif baik untuk edukasi maupun supervisi  terhadap PPDS maupun staf pengajar oleh ketua  kolegium saat itu yaitu Prof. Dr. dr. Eddy Rahardjo SpAnKIC. 

Rekomendasi Bagian Anestesi dan Reanimasi FK UNSRI sebagai pusat Pendidikan.
Setelah bimbingan, edukasi dan supervisi beberapa kali dilakukan oleh Universitas Pengampu (bapak angkat) dan  juga dari kolegium selama 5 tahun (2003-2008), maka Bagian Anestesi FK UNSRI  sudah dianggap siap untuk dilakukan visitasi oleh MKKI. 
Visitasi dilakukan tanggal 10-12 November 2008 (SK MKKI No. 064/S.Kep/MKKI/XI/2008 tanggal 3 November 2008) dengan tim visitasi terdiri dari Prof. Dr. dr. Biran Affandi SpOG(K), FAMM sebagai ketua, Prof. Dr. dr. Tatang Bisri SpAnKNA (anggota) dan Prof. Dr. dr. H.R Eddy Rahardjo SpAnKIC (anggota). Kegiatan dan evaluasi meliputi, kegiatan ilmiah, morning report, mengunjungi fasilitas Poliklinik Anestesi, COT, ICU, IGD, Rekam Medis, Bangsal perawatan pasien, kelengkapan ruangan bagian Anestesi di RSMH, serta sarana dan prasarana penunjang Pendidikan yang sudah ada.
Acara resmi dilaksanakan di Hotel Swarna Dwipa Palembang, dihadiri oleh Rektor UNSRI, Prof. Dr. Badia Parizade, MBA, Dekan FK UNSRI, Prof. Dr. Zarkasih Anwar SpA(K), Dirut RSMH dr. Bayu Wahyudi MPHM., SpOG, dan ketua dan anggota tim visitasi MKKI, dr Rose Mafiana SpAn sebagai kepala bagian beserta seluruh staff dan PPDS yang sedang mengikuti Pendidikan pada waktu itu.
Hasil visitasi tersebut dibacakan oleh Ketua visitasi Prof. Dr. dr. Biran Affandi SpOG(K), FAMM yaitu bahwa; MKKI  merekomendasikan Bagian/ SMF Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ditetapkan sebagai Pusat Pendidikan Mandiri ( tanggal 12 November 2008).
Dengan catatan ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti kuantitas dan kualitas jumlah pengajar, jumlah komputer dan library, jumlah jurnal dll. Dengan diakuinya bagian Anestesi dan Reanimasi  FK UNSRI/RSMH Palembang ini maka secara otomatis, PPDS anestesi yang sedang melaksanakan Pendidikan di bagian anestesi FK UNPAD Bandung, dipanggil pulang ke pusat Pendidikan pengirim lagi (FK UNSRI), kecuali yang sedang menyelesaikan tugas akhir tesisnya. Rekomendasi tersebut menyuratkan bahwa mulai tanggal 12 November, Bagian Anestesi FK UNSRI/RSMH sudah layak dan mampu melahirkan dokter-dokter anestesi secara mandiri terlepas dari Universitas Pengampu (bapak angkat)nya.

Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNSRI/ RSMH sekarang (2021).
Penambahan tenaga pendidik
Dibawah kepemimpinan kepala Bagian dr Zulkifli SpAn., Mkes., MARS., KIC. (2011-2015) (2015-2019), Bagian Anestesi berkembang pesat, dengan masuknya beberapa tenaga pengajar baru yaitu; dr. Mayang Indah Lestari, SpAn, alumni Anestesi FK UNSRI, pasca Pendidikan Anestesi FK UNSRI sudah mandiri tervisitasi, yang kemudian melanjutkan pendidikan ke PPDS2 ICU UI, disusul dr. Andi Miarta SpAn, yang kemudian melanjutkan pndidikan ke PPDS2 ICU UNPAD, selanjutnya berturut-turut bergabung dr. Aidyl Fitrisyah SpAn,  dr. Nurmala Dewi SpAn dan dr. Ferriansyah Gunawan SpAn.  (SPMT No: KP.01.02/XVII.2.1384/2019), semuanya alumni Bagian Anestesi dan Terapi Intensif  FK UNSRI.

Penambahan jumlah PPDS
Diakuinya Bagian Anestesi FK UNSRI sebagai salah satu Pusat Pendidikan Anestesi di Indonesia oleh KKI memicu  peningkatan jumlah peserta PPDS yang pesat. Beberapa Rumah Sakit  Umum Daerah diseputaran Sumbagsel, RS Swasta, RS Kepolisian, RS TNI, mengirim calon PPDS untuk dididik disini. Banyak juga yang mempunyai status peserta didik mandiri maupun penerima beasiswa Kemenkes. Rata-rata penerimaan bervariasi 3-10 PPDS/ semester, tergantung jumlah peserta yang mendaftar dan mememnuhi persyaratan masuk.
Beberapa Rumah Sakit jejaring/Perifer di wilayah Sumatera Selatan yang bekerjasama (MOU) dengan FK UNSRI juga menjadi tempat pendidikan calon dokter anestesi ini, antara lain; RSUD H. M. Rabain Muara Enim, RSUD Kayu Agung, dan RSUD Siti Fatimah. Namun stase RS jejaring ini  sedikin terganggu pada masa pandemik Covid -19 (2020-2021) karena adanya pembatasan mobilisasi mahasiswa, termasuk PPDS, terkait peraturan PPKM dari Rektor UNSRI.
Saat ini tercatat alumni Bagian Anestesi FK UNSRI sebanyak 100 orang dan PPDS yang masih mengikuti Pendidikan sebanyak 57 mahasiswa.
Banyak prestasi yang diraih oleh PPDS selama masa pedidikan terutama lomba ilmiah (presentasi oral penelitian maupun poster) maupun dibidang ekstrakulikuler.

Akreditasi
Setelah visitasi MKKI merekomendasikan Bagian Anestesi FK UNSRI sebagai salah satu pusat Pendidikan Anestesi di Indonesia, maka bagian tersebut wajib untuk mengikuti akreditasi baik dari KATI maupun LAM-PTKes. Penilaian akreditasi pertama  Bagian Anestesi dan Terapi Intensif tahun 2012, dilakukan oleh  Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (KATI), Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK UNSRI mendapat nilai terakreditasi Peringkat Akreditasi B (06 Mei 2012), Koordinator Pendidikan Anestesi (KPS) waktu itu adalah dr. Rizal Zainal, SpAn dan dr. Yusni Puspita SpAn., Mkes., KAKV sebagai Sekretaris Program Studi (SPS).
Evaluasi Akreditasi 3 tahun kemudian oleh KATI, Bagian Anestesi dan TI FK UNSRI mendapat penilaian terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Sertifikat  Akreditasi No. 008/KATI/SA/XII/2016) yang disahkan oleh Prof. Dr. dr. Nancy Margarita Rehatta SpAnKNA., KMN tanggal 31 Desember 2016. Akreditasi berikutnya adalah oleh Perkumpulan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes), berdasarkan penilaian tersebut maka Bagian Anestesi  dan TI FK UNSRI , dinyatakan terakreditasi dengan Peringkat A sangat baik/ excellent  [Keputusan LAM-PTKes (decree) No: 0766/LAM-PTKes/Akr/Spe/XII/2017] No Sertifikat LAM-PTKes 0001856, yang disahkan oleh ketua LAM-PTKes Prof.dr. Usman Chatib Warsa SpMK., PhD. (Tanggal 30 Desember 2017). Universitas Sriwijaya memberikan penghargaan  Akreditasi melalui Sertifikat Penghargaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang ditanda tangani oleh Prof. Dr. Ir. Anis Saggaf, MSCE terhadap Prestasi Peringkat: A (Unggul) untuk priode (29 Desember 2017-29 Desember 2022). Lima tahun setelah akreditasi ke 2, akan dimulai lagi persiapan untuk akreditasi ke 3 baik oleh KATI maupun oleh LAMP-PTKes tahun 2022. Saat ini Ketua Bagian Anestesi dijabat oleh Dr.dr. Rose Mafiana Sp. An, KNA., KAO., MARS (2019-2023), Koordinator Program Studi (KPS) dr. Zulkifli SpAn., MKes., KIC., MARS sebagai Ketua Akreditasinya dan dr. Mayang Indah Lestari SpAnKIC(K) sebagai sekretaris (SK Dekan No: 0299/UN9/SK.BUK.KP/2019).
Peningkatan kualitas dosen di Bagian Anestesi terus ditingkatkan dengan melanjutkannya Pendidikan dr Aidyl Fitrisyah SpAn ke jenjang PPDS2 KMN di UNHAS, dr Dewi Maharani SpAn ke PPDS2 KNA  di UNPAD masing-masing tahun 2020 dan dr Ferriansyah Gunawan SpAn ke PPDS2 Pediatri di UNAIR tahun 2021.
Tahun 2020 juga telah dimulainya Pendidikan Fellowship untuk Terapi Intensif berbasis Hospital Base, dengan KPS dr Zulkifli SpAn., Mkes., MARS., KIC. Angkatan pertamanya adalah dr Harry Ciptadi SpAn dan dr Indra Gunawan SpAn, keduanya merupakan alumni Bagian Anestesi dan TI FK UNSRI yang sudah ditempatkan sebagai PNS di RSUD Kayu Agung dan RSUD Sobirin Lubuk Linggau.
Secara umum visi dan misi Bagian Anestesi  dan TI FK UNSRI pada awal berdiri, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan anestesi di seluruh Indonesia, terutama Pulau Sumatera dan terkhusus Sumbagsel, sudah tercapai dan mempunyai alumni sebanyak 43 Orang.
Secara umum Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) sudah dilaksanakan secara seimbang dan diusahakan peningkatan  kwalitasnya dari masa kemasa.