Sejarah Singkat Program Studi Kesehatan THT-KL
Tahun 1982, 2 (dua) orang dokter spesialis THT, dr. Hanafi Zainudin dan dr. A. Rivai Yasin mendapatkan brevet keahlian di FK UI Jakarta dan terdapat 3 dokter residen yang menjalankan pendidikan lanjutan yaitu :
- dr. KMS. Bachtiar Assiddiqi di FK Unair
- dr. Zainani Djakfar di FK Unair
- dr. Fajar Nawawi di FK.UI
Tahun 1982 (November), kepala bagian THT FK Unsri/RSUP Palembang sebelumnya, yaitu Adji Muslihudin pindah ke Departemen Kesehatan Jakarta dan digantikan oleh, dr. HN Puar Syahnawi yang kemudian ditunjuk sebagai kepala bagian.
Residen yang sedang menyelesaikan pendidikan dianjurkan untuk mengambil pendidikan tambahan pada bidang-bidang khusus sehingga dapat mengembangkan bagian THT FK Unsri /RSUP Palembang dengan tujuan untuk dapat diakui sebagai pusat pendidikan spesialis THT (PPDS I).
Residen yang sedang menyelesaikan pendidikan dianjurkan untuk mengambil pendidikan tambahan pada bidang-bidang khusus sehingga dapat mengembangkan bagian THT FK Unsri /RSUP Palembang dengan tujuan untuk dapat diakui sebagai pusat pendidikan spesialis THT (PPDS I).
Tahun 1984-1994, 4 orang dokter spesialis THT menyusul untuk mendapatkan gelar brevet, yaitu:
- Tahun 1984, dr. Halipah Mahyudin mendapat brevet keahlian di FK Unair, Surabaya (mendapatkan pendidikan langsung di FK Unair, tanpa lewat pendidikan pendahuluan di FK Unsri).
- Tahun 1985, dr.Yusri Mahyudin mendapat brevet keahlian di FK.UNAIR,Surabaya.
- Tahun 1986, dr. Bachtiar Asiddiqi mendapat brevet keahlian di FK.UNAIR,Surabaya.
- Tahun 1987, dr. Zainal Abidin mendapat brevet keahlian di FK.UNPAD,Bandung.
Selain itu ada enam orang dokter yang sedang menjalankan pendidikan lanjutan, yaitu dr. Sofyan Effendi (FK Unair), dr.Emil Anwar (FK UI), dr. Fajar Nawawi (FK UI), dr. Yuniar Achirul (FK Unair), dr. Zainani Djakfar (FK Unair), dr. Abla Ghanie (FK Unair). Dr Abla Ghanie mendapat pendidikan tambahan untuk memperdalam bidang otologi di bagian THT FK Unair. Sementara itu dr. Zainal Abidin mendapat pendidikan tambahan dalam bidang bedah kepala leher di bagian THT FK Unpad. Kemudian pada tahun 1991 beliau mendapat tugas baru di RSU Cimahi, Bandung.
Usaha Pembentukan Program Pendidikan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher dimulai dengan usulan pertama dari Bagian THT dikirim kepada Dekan FK Unsri tanggal 5 Januari 1987, Nomor surat: No. 01/11.1/1/THT/1987. Usulan tersebut diteruskan Dekan FK Unsri Dr. E. Moesdarsanto, Sp.M kepada Rektor Unsri Prof. Dr. Amran Halim.
Selanjutnya dari tahun 1987 sampai dengan 1992, residen yang dididik sudah menyelesaikan pendidikan spesialisnya yaitu :
- Tahun 1987, dr. Sofyan Effendi menjadi staf bagian/SMF THT FK Unsri/RSUP Palembang
- Tahun 1987, dr. Fadjar Nawawi bertugas di RSU Majalengka, Jawa Barat
- Tahun 1988, dr. Abla Ghani menjadi staf bagian/ SMF THT FK.Unsri/RSUP palembang sebagai ketua subbagian Oto-audiologi)
- Tahun 1989, dr.Emil Anwar menjadi staf bagian /SMF THT FK Unsri/RSUP Palembang (sebagai ketua subbgaian endoskopi).
- Tahun 1991, dr. .Zainani Djakfar bertugas di RSU Lubuk Linggau, Sumatra Selatan.
- Tahun 1992, dr.Juniar Achirul bertugas sebagai staf kamar bedah sentral RSUP Palembang
Pada tanggal 24 Maret 1995 Dekan FK Unsri, Dr. H. Rusdi Ismail, Sp.A (K) memproses pembentukan PPDS I dengan surat No. 807/PT.11.5/1.1/1995 (termasuk juga Ilmu Penyakit Saraf, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin).
Pada tanggal 29 Oktober 1995 s.d 31 Oktober 1995 Ketua Konsorsium Ilmu Kesehatan Prof. Dr. Makrifin Hoesin melakukan kunjungan ke FK Unsri termasuk meninjau Bagian/SMF THT FK Unsri/RSUP Palembang.
Tanggal 15 Nopember 1995, Bagian THT FK Unsri dan Dekan FK UNSRI mengirimkan surat kepada Kepala Bagian THT FK UI No.061/11.1/THT/XI/1995, yang berisikan surat permohonnan kesediaan untuk menjadi Pembina PPDS I THT FK Unsri. Permohonan tersebut kemudian dijawab oleh Dekan FKUI melalui surat tanggal 6 Desember 1995 No.6906/PT02.H4.FK/Q2/1995 dan menyatakan menyetujui untuk menjadi Bapak Angkat terhadap PS Ilmu Penyakit Syaraf, PS Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, PS Ilmu Penyakit THT, PS Ilmu Penyakit Jiwa.
Kemudian Dekan FKUI Jakarta mengirimkan surat kepada Dekan FK Unsri Palembang tanggal 16 Februari 1996 No. 72/PT02.H4.FK/Q2/1996, supaya Bagian/KPS THT FK Unsri Palembang dapat berhubungan langsung dengan Bagian/KPS THT FK UI Jakarta. Di dalam surat itu juga ditetapkan bahwa: Bagian THT FK Unsri sudah dapat memulai kegiatan PPDS I THT dengan persyaratan sebagai berikut:
- Pendaftaran dan seleksi PPDS di FKUI
- Sebagian dari proses pendidikan di Bagian THT FK Unsri ditetapkan sesuai dengan panduan yang diserahkan pada mereka
- Adanya laporan kegiatan proses pendidikan
- Adanya pemantauan/evaluasi dari KPS THT FKUI atas kegiatan PPDS di FK Unsri.
Pada tahun 1996, Ketua Umum PP PERHATI Jakarta, Dr. H. Masrin Munir, Sp.THT memberikan persetujuannya kepada Bagian/SMF THT FK Unsri/RSUP Palembang menyelenggarakan PPDS I THT.
Tanggal 5 November 2001 terjadi perjanjian kerjasama antara Bagian THT FKUI dengan Bagian THT FK Unsri tentang Pengembangan Program Pendidikan Dokter Spesialis di Bagian THT FK Unsri.
Pada tahun 2001 bagian THT FK Unsri melakukan penerimaan residen THT dimana bekerjasama dengan THT FK UI Jakarta. Pada penerimaan tersebut, satu orang residen yang telah mengikuti test di bagian THT FK UI (dr. Kgs. Achmad Dedi) dan melanjutkan sebagian pendidikan di bagian THT FK Unsri. Namun ijazah keahlian masih berinduk ke THT FK UI Jakarta, sebagai Bapak Angkat dari bagian PS Ilmu Penyakit THT FK Unsri Palembang.
Pendidikan Spesialis THT tidak berlanjut, baru diadakan pertemuan kembali yang membahas program Kerjasama dengan THT FK UI. Pertemuan antara bagian THT FK UI Jakarta dan FK Unsri Palembang dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2003 untuk membahas evaluasi pelaksanaan kerjasama yang menghasilkan keputusan tentang penerimaan PPDS I THT baru, yaitu:
- Penerimaan dan ujian seleksi masuk PPDS THT dilaksanakan di FK UI RSCM dengan standar TOEFL 450.
- Tahap prakualifikasi selama 6 bulan dilaksanakan di Bagian THT FKUI/RSCM
- Tahap Pendidikan meliputi di subbagian Neurootologi, Rinologi, Otologi, Laring Faring, endoskopi dan Poliklinik dilaksanakan di Bagian THT FK Unsri Palembang selama 2 tahun.
- Tahap Pendidikan selanjutnya meliputi stase di subbagian Onkologi, Plastik Tekonstruksi, Alergi Imunologi, THT Komunitas dan subbagian lainnya dilaksanakan di Bagian THT FKUI/RSCM Jakarta.
Sehingga usaha pendirian Prodi mandiri diupayakan oleh Kepala Bagian saat itu yaitu, dr. Abla Ghanie, SpTHT-KL di tahun 2003. Persiapan pendirian program studi mandiri dilakukan dengan adanya penerimaan peserta PPDS pertama FK Unsri yaitu dr. Yoan Levia Magdi dan dr. Yuli Doris Memy pada tahun 2006. Penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan Sebagian besar stase dilakukan di FK Unsri Palembang dan beberapa stase di FK UI Jakarta. Selanjutnya penerimaan PPDS baru rutin dilakukan setiap tahunnya.
Akreditasi pertama dilakukkan pada tahun 2008 oleh Kolegium IK THT-KL Indonesia. Hasil dari rekomendasi akreditasi tersebut dituangkan dalam Ijin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis THT-KL (Sp) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan Nomor 21.20/D/T/2008. Di tahun berikutnya, yaitu pada tahun 2009, piagam penghargaan diberikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya kepada dr. Abla Ghanie Sp.THT-KL sebagai pelopor pendiri program studi THT Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Setelah berdirinya Prodi secara mandiri, pemantauan mutu pendidikan tetap dilakukan melalui akreditasi yang berkesinambungan. Pada tahun 2013 Program Pendidikan Dokter Spesialis THT-KL FK Unsri mendapatkan akreditasi B berdasarkan SK No. 06/KOL/THT-KL/VISIT yang dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL. Prodi THT-KL dibagi menjadi 6 divisi yakni divisi Otologi, Rinologi - Alergi Imunologi - Plastik Rekonstruksi, Laring faring, Bronkoesofagologi, Neurotologi - THT Komunitas, dan Onkologi BKL. Selain itu, Prodi THT-KL berusaha untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai dengan rekomendasi Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL, dengan jalan bekerja sama dengan Bagian Penyakit Dalam Alergi Imunologi, serta bagian Radiologi.
Pada tahun 2018, program studi THT-KL mendapatkan akreditasi A berdasarkan surat Keputusan Pengurus Perkumpulan LAM-PTKes Nomor 0325/LAM-PTKes/Akr/Spe/V/2018.
Pada tahun 2018, program studi THT-KL mendapatkan akreditasi A berdasarkan surat Keputusan Pengurus Perkumpulan LAM-PTKes Nomor 0325/LAM-PTKes/Akr/Spe/V/2018.
Tahun 2017 dilakukan penambahan staff pengajar prodi THT-KL, yang sebagian besar staff pengajar merupakan alumni THT-KL FK Unsri, yaitu:
1. dr. Puspa Zuleika, Sp.T.H.T.K.L(K), M.Kes, FICS
2. dr. Yuli Doris Memy. Sp.T.H.T.K.L (K), FICS
3. dr. Yoan Levia Magdi, Sp.T.H.T.K.L( K), FICS
4. dr. Denny Satria Utama, Sp.T.H.T.K.L( K), M.Si.Med, FICS
5. dr. Lisa Apri Yanti, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS
Para staf pengajar yang tergabung telah melengkapi keahlian khusus di masing-masing bidang, kemudian seluruh kegiatan PPDS dilakukan di FK UNSRI/RSMH, dimana terpenuhi konsultan di 6 divisi yakni Otologi, Rhinology-Alergi Imunologi-Plastik Rekonstruksi, Laring Faring, Bronkoesofagologi, Neurotologi, dan Onkologi Bedah Kepala Leher.
1. dr. Puspa Zuleika, Sp.T.H.T.K.L(K), M.Kes, FICS
2. dr. Yuli Doris Memy. Sp.T.H.T.K.L (K), FICS
3. dr. Yoan Levia Magdi, Sp.T.H.T.K.L( K), FICS
4. dr. Denny Satria Utama, Sp.T.H.T.K.L( K), M.Si.Med, FICS
5. dr. Lisa Apri Yanti, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS
Para staf pengajar yang tergabung telah melengkapi keahlian khusus di masing-masing bidang, kemudian seluruh kegiatan PPDS dilakukan di FK UNSRI/RSMH, dimana terpenuhi konsultan di 6 divisi yakni Otologi, Rhinology-Alergi Imunologi-Plastik Rekonstruksi, Laring Faring, Bronkoesofagologi, Neurotologi, dan Onkologi Bedah Kepala Leher.
Hingga tahun 2022, saat ini prodi THT-KL memiliki sebanyak 11 staf pengajar dan telah meluluskan alumni yang tersebar di seluruh indonesia terutama Sumatera bagian Selatan, dan menjadi satu-satunya Prodi THT-KL di Sumatera bagian Selatan. Beberapa penghargaan yang diraih oleh mahasiswa PPDS FK Unsri antara lain juara pada kegiatan ilmiah nasional dan internasional, serta juara I, II, III ujian nasional THT KL Indonesia.